Perkembangan Ideologi Nasioanalisme
(Kelompok Kontra)
Oleh:
1. Wahyu Bagustiadi (120210302014)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Dengan terselesainya makalah
ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan atas terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun
dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata kuliah “Sejarah Intelektual” dan sebagai media
untuk lebih mendalami setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam mata
kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
belum sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita, amien.
Jember, 28November 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain
agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme
terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Perkataan Imperialisme muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad
XIX.Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu
menjelmakan politik yang ditujukan
pada perluasan kerajaanInggris hingga suatu "impire"
yang meliputi seluruh dunia.Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat.
Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan
krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian
pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal
luar negeri.Golongan oposisi ini disebut golongan "Little England"
dan golongan Disraeli (Joseph
Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut
golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme".
Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk
membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat
isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare"
yang artinya "memerintah".Hak untuk memerintah (imperare)
disebut "imperium".Orang yang diberi hak itu (diberi imperium)
disebut "imperator".Yang lazimnya diberi imperium itu
ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan
kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka
raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut
negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh
orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain
hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang
ini.wele wele
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja
dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari
jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk
kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ?
Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.Kolonialisme ialah politik
yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium
itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah konsep dasar Nasionalisme?
2.Bagaimanakah perkembangan Nasionalisme?
3.Bagaimanakahperkembangan Nasionalisme di Indonesia?
4. Alasan saya setuju bahwa paham Nasionalisme berkembang di Indonesia?
1.3 Tujuan
Ø Untuk mengetahui Konsep dasar Nasionalisme.
Ø Untuk
mengetahui Perkembangan Nasionalisme.
Ø .Untuk
mengetahui Perkembangan Nasionalisme di
Indonesia.
Ø Untuk
mengetahui Alasan saya tidak Setuju Nasionalismeberkembang di Indonesia.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Paham Imperialisme
A.
Pengertian
Nasionalisme berasal dari kata
nation (Inggris) dan natie (Belanda)
yang berarti bngsa. Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah
tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk untuk bersatu karena adanya
persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan. Pengertian nasionalisme yang
dihubungkan dengan perasaan kebangsaan telah dijelaskan oleh pemikir-pemikir
seperti Joseph Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bouwer (1882-1939). J. Ernest
Renan yang menganut aliran nasionalisme yang didasarkan faktor kemanusiaan
mengemukakan bahwa munculnya suatu bangsa karena adanya kehendak untuk bersatu
(suatu cara persatuan), sedangkan Otto Bouwer mengungkapkan bahwa perasaan
kebangsaan timbul karena persamaan perangai dan tingkah laku dalam
memperjuangkan persatuan dan nasib bersama. Kedua ahli twrsebut berpendapat
bahwa nasionalisme timbul karena faktor kemanusiaan tetapi keduanya memeberikan
tekanan yang berbeda.
Pertama, J. Ernest Renan menekankan faktor persamaan keinginan, sedangkan Otto
Bouwer menggariskan faktor persamaan keinginan. Kedua, dengan perbedaan tekanan maka kesimpulan tentang
nasionalisme juga berbeda. J. Ernest Renan, suatu bangsa timbul karena dorongan
kemauan (contohnya bangsa Amerika Serkat) sedangkan Otto Bouwer suatu bangsa
timbul karena pengalaman penderitaan, kesengsaraan dan kepahitan hidup yang
sama. Contohnya seperti nasionalisme di negara-negara Asia-afrika yang timbul
akibat persamaan nasib sebagai bangsa yang terjajah.
Kohn (1986) menyatakan bahwa
nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Slamet Muljana (1986)
menyatakan bahwa nasionalisme adalah manifestasi kesadaran berbangsa dan
bernegara atau semangat bernegara. Sejarawan Indonesia, sartono Kartodirdjo
menjelaskan nasionalisme sebagai fenomena historis timbul sebagai jawaban
terhadap kondisi-kondisi historis, politis, ekonomi, dan sosial tertentu.
Nasionalisme dalam taraf pembentukannya seperti masa-masa Pergerakan Nasional
dihubungkan dengan unsur-unsur subjektif.
Unsur-unsur itu dapat dilihat
dengan adanya istilah-istilah Group
counsciousness, we sentiment, corporate will, dan bermacam-macam fakta
mental lainnya. Pada taraf ini nasinalisme belum memasukkan unsur-unsur
objektif seperti teritorial (wilayah), negara, bahasa dan tradisi bersama.
Nasionalisme (dalam arti
modern) untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada abad ke-18. Lahirnya paham
nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya negara-negaranasional atau negara
kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya negara kebangsaan dilatar belakangi oleh
faktor-faktor objektif seperti persamaan keturunan, bahsa, adat-istiadat,
tradisi, dan agama. Akan tetapi, kebangsaan yang dibetuk atas dasar paham
nasionalisme lebih menekankan kemauan
untuk hidup bersama dalam negara kebangsaan. Sejalan dengan ini , maka
rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa mereka harus seketuruna n untuk
membentuk suatu negara sebab disadari bahwa penduduk Amerika Serikat terdiri
atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.
B.
Akar-Akar Nasionalisme
Nasioanalisme adalah suatu pham yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tumpah darahnya,
dengan tradisi-tradisi setempat, dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya
selalu ada di sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda. Akan
tetapi,baru pada akhir abad ke-18 nasionalisme dalam arti odern baru menjadi
perasaan yang diakui secara uum. Nasionalisme ini makin lama makin kuat
peranannya dalam membentuk semua segi kehidupan baik ang bersifat umum maupun
yang bersifat pribadi. Baru akhir-akhir ini telah berlaku syarat bahwasannya
setiap bangsa harus membentuk suatu negara sendiri dan negara itu harus
meliputi seluruh bangsa. Dahulu setiap orang tidak ditujukan kepada negara
kebangsaan, melainkan kepada berbagai macam bentuk kekuasaaan soaial,
organisasi politik atau raja feodal, dan kesatuan ideologi seperti suku atau
klan, negar kota, dinasti, gereja, atau golongan bukanlah negara kebangsaan,
melainkan setidak-tidaknya dalam teori adalah imperium yang meliputi seluruh
dunia, meliputi berbagai bangsa dan golongan-golongan etnis di atas dasar
peradaban yang sama serta untuk menjamin perdamian bersama.
Bangsa-bangsa adalah buah asil tenaga hidup dalam sejarah
dan karena itu selalu bergelombang dan tidak pernah membeku. Bangsa-bangsa
merupakan golongan0-golongan yang beraneka ragam dan tidak terumuskan secra
eksak. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor-faktor objektif tertent
yang membuat mereka itu berbeda dari bangsa-bangsa lainnya, misalnya perasaan
turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat istiadat, dan tradisi ataupun
agama. Akan tetapi, teranglah bahwa tiada satu pun diantara faktor-faktor ini
bersifat hakiki.
2.2 Perkembangan Paham Nasionalisme
a) Lahirnya
Nasionalisme Eropa
Nasionalisme Erop lahir dalam masa peralihan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri. Proses peralihan ini terjadi pada
abd ke-18 yakni didahului dengan lahirnya liberalisme
dan kapitalisme. Lahirnya
liberalisme dan kapitalisme karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi
Perancis. Dengan demikian, timbul nasionalisme di Eropa karena pengaruh
Revolusi Industri dan Revolusi Perancis.
Dengan semanagt persaingan bebas dari paham liberalisme
dan dibesarkan dalam masyarakat yang bercoarak industri-kapitalis., maka
nasionalisme yang demikian akhirnya tumbuh menjadi suatu aliran yang penuh emosi
dan sentimen atau menjadi Chauvinisme.
Dengan demikian, nasionalisme Eropa pada waktu itu
melahirkan kolonialisme, yakni nafsu untuk mencari tanah jajahan sebanyak
mungkin. Oleh karena itu, kolonialisme sebenarnya adalah ank putri politik
perindustrian (Colonialism is the
Daughter of Industrial Policy). bertitik tolak dari inilah akhirnya
negara-negara Eropa menjelma menjadi negara Imperialis yang salint berlomba
untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di luar wilayahnya dengan sasaran
negara Asia dan Afrika.
b) Lahirnya
Nasionalisme Asia-Afrika
Yang dimaksud dengan Nasionalisme Asia dan Afrika ialah
aliran yang mencerminkan bangunnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi
terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat. Dengan demikian, nasionalisme
Asia dan Afrika merupakan gerakan untuk menentang imperialisme dan kolonialisme
bangsa barat. Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Asia-Afrika:
1.
Kenangan
kejayaan masa lampau
Sebelum
datangnya imperialisme barat, bangsa-bangsa asia pada umumnya pernah memiliki
negara kebangsaan yang jaya dan berdaulat. Misalnya Indonesia, masa Sriwijaya
dan Maja[ahit, India masa Ashoka dan sebagainya. Kejayaan ini menimbulkan rasa
harga diri sehingga mereka selalu mengadakan perlawanan terhadap penjajah.
2.
Adanya
penderitaan akibat imperialisme dan kolonialisme
Adanya
imperialisme mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan bngsa-bangsa terjajah.
Hal inilah yang mendorong timbulnya perlawanan nasional.
3.
Kemajuan
di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya
Nasionalisme
suatu bangsa dapat juga timbul karena perkembangan beberapa aspek kehidupan
seperti politik, sosial, ekonomi dan budaya.
4.
Timbulnya
golongan terpelajar
Golongan
cendekiawan muncul dimana-mana akibat perkembangan dan peningkatan pendidikan.
5.
Kemenangan
Jepang atas Rusia
Kemenangan
Jepang atas Rusia tahun 1905 mendorong semangat bangsa Asia untuk bangkit
menentang kekuasaan imperialisme Barat.
c) Aspek
dan Tujuan Nasionalisme Asia-Afrika
Nasionalisme
Asia dan Afrika mempunyai tiga aspek dan tiga tujuan, yakni sebagai berikut:
1)
Aspek politik, yakni bertujuan untuk mengusir imperialisme/penjajahan bangsa asing guna
mendapatkan kemerdekaaan.
2) Aspek
sosial-ekonomi, yang berusaha
untuk menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan bertujuan untuk membangun masyarakat
baru yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan.
3) Aspek
budaya, yakni berusaha
untuk menggali dan menghidupkan kembali budaya asli warisan nenek moyang yang
kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman.
2.3 Perkembangan Paham Nasionalisme di Indonesia
BAB III. PENUTUP
3.l Kesimpulan
Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah
lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh
imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan
paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat
dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja
dengan paksaan. Imperium disini
tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa
daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda
antara imperialisme dan kolonialisme ?
Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.Kolonialisme ialah politik
yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium
itu merupakan gabungan jajahan-jajahan
DAFTAR PUSTAKA
Agung Leo.2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta :
Ombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar