Kamis, 18 Desember 2014

Perkembangan Ideologi Nasioanalisme



Perkembangan Ideologi Nasioanalisme
(Kelompok Kontra)





Oleh:
1.      Wahyu Bagustiadi            (120210302014)







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Dengan terselesainya makalah ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata kuliah “Sejarah Intelektual” dan sebagai media untuk lebih mendalami setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya semoga makalah ini dapat berguna bagi kita, amien.





                                                                                   
 Jember, 28November 2014


                                                                                                                                                                                                                        Penyusun


                                                                  DAFTAR ISI





BAB I. PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang


Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Perkataan Imperialisme muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad XIX.Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaanInggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia.Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri.Golongan oposisi ini disebut golongan "Little England" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah".Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini.wele wele
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.Kolonialisme ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimanakah konsep dasar Nasionalisme?
2.Bagaimanakah perkembangan Nasionalisme?
3.Bagaimanakahperkembangan Nasionalisme di Indonesia?
4. Alasan saya setuju bahwa paham Nasionalisme berkembang di Indonesia?

1.3 Tujuan


Ø Untuk mengetahui Konsep dasar Nasionalisme.
Ø Untuk mengetahui Perkembangan Nasionalisme.
Ø .Untuk mengetahui Perkembangan Nasionalisme di Indonesia.
Ø Untuk mengetahui Alasan saya tidak Setuju Nasionalismeberkembang di Indonesia.





BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Konsep Dasar Paham Imperialisme

A.    Pengertian
Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) dan natie (Belanda) yang berarti bngsa. Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan. Pengertian nasionalisme yang dihubungkan dengan perasaan kebangsaan telah dijelaskan oleh pemikir-pemikir seperti Joseph Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bouwer (1882-1939). J. Ernest Renan yang menganut aliran nasionalisme yang didasarkan faktor kemanusiaan mengemukakan bahwa munculnya suatu bangsa karena adanya kehendak untuk bersatu (suatu cara persatuan), sedangkan Otto Bouwer mengungkapkan bahwa perasaan kebangsaan timbul karena persamaan perangai dan tingkah laku dalam memperjuangkan persatuan dan nasib bersama. Kedua ahli twrsebut berpendapat bahwa nasionalisme timbul karena faktor kemanusiaan tetapi keduanya memeberikan tekanan yang berbeda.
Pertama, J. Ernest Renan menekankan faktor persamaan keinginan, sedangkan Otto Bouwer menggariskan faktor persamaan keinginan. Kedua, dengan perbedaan tekanan maka kesimpulan tentang nasionalisme juga berbeda. J. Ernest Renan, suatu bangsa timbul karena dorongan kemauan (contohnya bangsa Amerika Serkat) sedangkan Otto Bouwer suatu bangsa timbul karena pengalaman penderitaan, kesengsaraan dan kepahitan hidup yang sama. Contohnya seperti nasionalisme di negara-negara Asia-afrika yang timbul akibat persamaan nasib sebagai bangsa yang terjajah.
Kohn (1986) menyatakan bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Slamet Muljana (1986) menyatakan bahwa nasionalisme adalah manifestasi kesadaran berbangsa dan bernegara atau semangat bernegara. Sejarawan Indonesia, sartono Kartodirdjo menjelaskan nasionalisme sebagai fenomena historis timbul sebagai jawaban terhadap kondisi-kondisi historis, politis, ekonomi, dan sosial tertentu. Nasionalisme dalam taraf pembentukannya seperti masa-masa Pergerakan Nasional dihubungkan dengan unsur-unsur subjektif.  Unsur-unsur itu dapat dilihat  dengan adanya istilah-istilah Group counsciousness, we sentiment, corporate will, dan bermacam-macam fakta mental lainnya. Pada taraf ini nasinalisme belum memasukkan unsur-unsur objektif seperti teritorial (wilayah), negara, bahasa dan tradisi bersama.
Nasionalisme (dalam arti modern) untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada abad ke-18. Lahirnya paham nasionalisme ini diikuti dengan terbentuknya negara-negaranasional atau negara kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya negara kebangsaan dilatar belakangi oleh faktor-faktor objektif seperti persamaan keturunan, bahsa, adat-istiadat, tradisi, dan agama. Akan tetapi, kebangsaan yang dibetuk atas dasar paham nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam negara kebangsaan. Sejalan dengan ini , maka rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa mereka harus seketuruna n untuk membentuk suatu negara sebab disadari bahwa penduduk Amerika Serikat terdiri atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.
B.     Akar-Akar Nasionalisme
Nasioanalisme adalah suatu pham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tumpah darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat, dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada di sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda. Akan tetapi,baru pada akhir abad ke-18 nasionalisme dalam arti odern baru menjadi perasaan yang diakui secara uum. Nasionalisme ini makin lama makin kuat peranannya dalam membentuk semua segi kehidupan baik ang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi. Baru akhir-akhir ini telah berlaku syarat bahwasannya setiap bangsa harus membentuk suatu negara sendiri dan negara itu harus meliputi seluruh bangsa. Dahulu setiap orang tidak ditujukan kepada negara kebangsaan, melainkan kepada berbagai macam bentuk kekuasaaan soaial, organisasi politik atau raja feodal, dan kesatuan ideologi seperti suku atau klan, negar kota, dinasti, gereja, atau golongan bukanlah negara kebangsaan, melainkan setidak-tidaknya dalam teori adalah imperium yang meliputi seluruh dunia, meliputi berbagai bangsa dan golongan-golongan etnis di atas dasar peradaban yang sama serta untuk menjamin perdamian bersama.
Bangsa-bangsa adalah buah asil tenaga hidup dalam sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan tidak pernah membeku. Bangsa-bangsa merupakan golongan0-golongan yang beraneka ragam dan tidak terumuskan secra eksak. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor-faktor objektif tertent yang membuat mereka itu berbeda dari bangsa-bangsa lainnya, misalnya perasaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat istiadat, dan tradisi ataupun agama. Akan tetapi, teranglah bahwa tiada satu pun diantara faktor-faktor ini bersifat hakiki.

2.2 Perkembangan Paham Nasionalisme


a)      Lahirnya Nasionalisme Eropa
Nasionalisme Erop lahir dalam masa peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Proses peralihan ini terjadi pada abd ke-18 yakni didahului dengan lahirnya liberalisme dan kapitalisme. Lahirnya liberalisme dan kapitalisme karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Perancis. Dengan demikian, timbul nasionalisme di Eropa karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Perancis.
Dengan semanagt persaingan bebas dari paham liberalisme dan dibesarkan dalam masyarakat yang bercoarak industri-kapitalis., maka nasionalisme yang demikian akhirnya tumbuh menjadi suatu aliran yang penuh emosi dan sentimen atau menjadi Chauvinisme.
Dengan demikian, nasionalisme Eropa pada waktu itu melahirkan kolonialisme, yakni nafsu untuk mencari tanah jajahan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, kolonialisme sebenarnya adalah ank putri politik perindustrian (Colonialism is the Daughter of Industrial Policy). bertitik tolak dari inilah akhirnya negara-negara Eropa menjelma menjadi negara Imperialis yang salint berlomba untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di luar wilayahnya dengan sasaran negara Asia dan Afrika.
b)     Lahirnya Nasionalisme Asia-Afrika
Yang dimaksud dengan Nasionalisme Asia dan Afrika ialah aliran yang mencerminkan bangunnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat. Dengan demikian, nasionalisme Asia dan Afrika merupakan gerakan untuk menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa barat. Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Asia-Afrika:
1.      Kenangan kejayaan masa lampau
Sebelum datangnya imperialisme barat, bangsa-bangsa asia pada umumnya pernah memiliki negara kebangsaan yang jaya dan berdaulat. Misalnya Indonesia, masa Sriwijaya dan Maja[ahit, India masa Ashoka dan sebagainya. Kejayaan ini menimbulkan rasa harga diri sehingga mereka selalu mengadakan perlawanan terhadap penjajah.
2.      Adanya penderitaan akibat imperialisme dan kolonialisme
Adanya imperialisme mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan bngsa-bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong timbulnya perlawanan nasional.
3.      Kemajuan di bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya
Nasionalisme suatu bangsa dapat juga timbul karena perkembangan beberapa aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi dan budaya.
4.      Timbulnya golongan terpelajar
Golongan cendekiawan muncul dimana-mana akibat perkembangan dan peningkatan pendidikan.
5.      Kemenangan Jepang atas Rusia
Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 mendorong semangat bangsa Asia untuk bangkit menentang kekuasaan imperialisme Barat.
c)      Aspek dan Tujuan Nasionalisme Asia-Afrika
Nasionalisme Asia dan Afrika mempunyai tiga aspek dan tiga tujuan, yakni sebagai berikut:
1)      Aspek politik, yakni bertujuan untuk mengusir imperialisme/penjajahan bangsa asing guna mendapatkan kemerdekaaan.
2)      Aspek sosial-ekonomi, yang berusaha untuk menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan.
3)      Aspek budaya, yakni berusaha untuk menggali dan menghidupkan kembali budaya asli warisan nenek moyang yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman.

2.3 Perkembangan Paham Nasionalisme di Indonesia






BAB III. PENUTUP


3.l Kesimpulan


     Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
     Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.Kolonialisme ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan
            







DAFTAR PUSTAKA


Agung Leo.2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Ombak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar